"Menemukan sesuatu hingga menjadi begitu berarti"

KASIHAN YA...., MENGGUNCANG LANGIT


Sumber: Koleksi Pribadi

Dalam hidup ini, beraneka warna corak kehidupan pun acapkali terjadi di sekeliling kita. Dari perihal yang menggembirakan sampai kepada yang sangat memilukan. Sejuta makna, semiliar pesona atau bahkan setriliun tekanan hidup, tentunya siap tidak siap harus siap, menanggung semuanya. Dari kegembiraan yang diterima, terkadang membuat manusia lupa, sementara yang diingat adalah rangkaian nestapa. Itulah keluhan. Padahal, kita dianjurkan untuk tidak banyak atau jangan sering-sering mengeluh. Mendengar keluhan, melihat hasil keluhan merupakan fenomena hidup yang menjadi sebuah kenyataan, pengalaman dan pelajaran hidup luar biasa. Pernahkah, terbayang di benak masing-masing individu tentang guratan kata yang sepertinya mampu mengguncang langit? Anggapan “Sepele”, selalu saja yang tertanam dalam pola pikir kebanyakan manusia pada umumnya.



Memang sepele dalam pandangan manusia, namun belum tentu dari sudut pandangan Yang Maha Bijaksana. Yah... itulah bentuk dari perkataan lirih atau bergumam atau bisikan kata yang tersembunyi. Sekecil apa pun kata hati, tetaplah terketahui dan tidak akan sia-sia bila berkenaan dengan kebaikan. Maksud spesifik dari uraian ini adalah manakala seseorang melihat hal yang memilukan melanda diri orang lain, misalnya entah itu terjatuh, terpelanting dengan dahsyat, makan dari sisa orang lain, memakai baju yang sobek di sana-sini, bernafas dengan susah payah, jalan tertatih-tatih, berjalan sembari menuntun sepeda motor dan membawa rantai yang putus, mobil mogok dan sulit dibetulkan, terlambat naik pesawat, barang bawaan hilang semua dan masih banyak lagi nestapa, kesulitan, hiruk pikuk beban hidup yang dialami manusia. Maka lihatlah, sikap yang ditunjukkan oleh masing-masing individu pun beragam dalam rangka menyaksikan gulir bermakna dari kejadian tersebut.


Refleks saja, bila yang terjadi kemudian adalah spontan mengucap:”Kasihan ya....?”.  Baik itu dengan nada lirih maupun cuma goresan kata hati belaka, adalah simbol keajaiban hati seseorang menuju kelembutan kasih sayang. Solidaritas bentuk demikian, walau sementara hanya sebatas kata, akan tetapi telah mampu mengguncang langit. Mengapa? Karena itulah untaian kata yang menjadi sumber dari datang dan terwujudnya kebaikan-kebaikan selanjutnya. Maka bersyukurlah, bila mempunyai anak, saudara, teman, atau siapapun itu yang senantiasa ada di sekeliling menemani, manakala tiba-tiba terjadi sesuatu atau menyaksikan sesuatu yang memilukan, masih sempat bergumam; :”Kasihan ya....?”. Sebatas berangkat dari kalimat ini, efeknya akan tumbuh melaju rencana-rencana baik nan mulia mengiringinya. Kalaupun berhenti pada kalimat itu saja, rasanya cukup sudah untuk  mewakili lambang empati yang begitu besar. Pada umumnya, faktor ketidakberdayaanlah menjadi pemicu terbesar berhentinya action pengiring (kebaikan-kabaikan lain yang mengikutinya).



Telah sampai sebuah untaian kalimat emas sebagai kabar gembira dari Yang Maha Penyayang; “Sayangilah penduduk bumi, maka kalian akan disayangi oleh siapa saja yang di langit”. Ungkapan ini memberi sugesti tidak tanggung-tanggung kepada selurah umat manusia agar menebar rasa kasih sayang. Adapun korelasi dengan topik ini adalah, manakala seseorang mampu berkata:”Kasihan ya....”, hal ini dikategorikan sebagai ungkapan yang tumbuh dari rasa kasih sayang dalam lubuk hatinya. Karena ada sifat penyayang itulah, maka secara spontan keluar ungkapan tadi. Dampaknya, siapa saja yang di langit pun balik menyayangi si empunya rasa belas kasih sayang. Betapa bahagianya, siapa pun itu bila setiap melihat pemandangan memilukan, hatinya luluh, perasaan iba menggelora, tak terasa bibir bergumam; “Kasihan ya....’ bahkan air matanya pun jatuh di pipi sebagai bukti indahnya ketulusan perasaan kasih sayang benar-benar terhujam di hati sanubari. Kalau sudah demikian, berawal dari kata lirih; “Kasihan ya...’, akan melahirkan perbuatan baik lainnya sebagai manifestasi hasil dari lambang kasih sayang. Ada yang mewujudkannya dalam bentuk memberi bantuan berupa harta, tenaga, nasihat atau sekalipun tidak mampu dicukupkan dengan bantuan berupa doa kepada yang sedang menderita, menanggung duka lara, dihimpit kesusahan.

No comments:

Post a Comment